okesharezone - Kisah Masjid Baiturrahman Dibakar Belanda | Tahukah Anda, Masjid Baiturrahman? Masjid Baiturrahman, menjadi ikon bagi masyarakat Serambi Makkah, Aceh. Masjid yang berlokasi di pusat kota Banda Aceh itu dahulunya merupakan masjid kasultanan Aceh.
Dalam perjalanan waktu, Masjid Baiturrahman pernah dua kali dibakar oleh pemerintahan Hindia-Belanda karena kesal tidak kunjung menguasai tanah rencong itu.
Semua bermula ketika Sultan Mahmud Syah, memprakarsai musyawarah yang menolak kedatangan pasukan Belanda di Aceh pada Maret 1873. Selain itu sultan yang memerintah dalam kurun 1870-1874 itu membentuk pasukan dan menjadikan Masjid Baiturrahman sebagai benteng pertahanan.
Mendengar penolakan itu, pihak Belanda marah dan mengancam akan melangsungkan serangan darat dalam waktu dekat. Pada April ditahun yang sama, pusat pemerintahan Hindia-Belanda di Batavia mengumumkan perang melawan rakyat Aceh.
Perang darat pun dimulai di serambi Makkah, berbagai strategi dari kedua pihak dilakukan untuk memenangkan pertempuran, tidak terhitung berapa korban berjatuhan. Karena strategi peperangan Sultan Mahmud Syah, membuat Belanda kalang kabut.
Hingga akhirnya Belanda ingin memangkas strategi rakyat Aceh dengan membakar pusat komando pertempuran, Masjid Baiturrahman menjadi target utama. Pasukan Belanda yang dipimpin Mayor Jenderal Kohler segera mengepung masjid dan membakarnya.
Namun karena kegigihan rakyat Aceh, akhirnya api yang berkobar dapat dipadamkan. Bahkan sang Mayor menemui ajalnya di medan perang setelah dahinya tertembus peluru pejuang Aceh. Tidak hanya itu Belanda juga mengalami kerugian besar dengan gugurnya ratusan prajurit dan kembali ke Batavia dengan kekalahan telak.
Tidak jera dengan usaha menguasai Aceh, Belanda berusaha belajar dari kekalahan itu untuk mengatur strategi pada penyerbuan kedua. Hingga akhirnya Januari 1874 Belanda kembali menyerang tanah rencong. Kali ini usahanya tidak sia-sia, Belanda berhasil merebut kekuasaan pribumi.
Seolah ingin menuntaskan misi pada penyerbuan pertama, pasukan Belanda yang merasa 'di atas angin' itu seketika membakar Masjid Baiturrahman. Alhasil masyarakat Aceh marah besar dan sebagian lain menyayangkan tindakan pasukan Belanda itu.
Namun pada Oktober 1879, Pemerintah Hindia-Belanda membangun kembali Masjid Baiturrahman. Masjid yang dibakar itu diperbarui oleh Gubernur Militer Aceh, Jenderal K. Van Der Heijer.
(dikutip dari berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar